Kitabutuh tahu luka apa yang kita miliki dan memahami langkah apa yang tepat untuk menyembuhkannya. Frasa itu yang kami pilih untuk menjadi pembuka buku ini. Juga Yang Pernah Mengkhianati, Lalu Menyadari Semua Bukanlah Hal Baik Untyk Hati. Oktober 2021 : Resensi novel senja, hujan, dan cerita yang telah usai.
Novel Senja Hujan dan Cerita yang Telah Usai adalah novel yang ditulis oleh penulis terkenal, Ananta Toer. Novel ini bercerita tentang kisah persahabatan antara seorang anak yang bernama Senja dan seorang perempuan muda yang bernama Hujan. Mereka berdua adalah teman yang saling bersahabat sejak kecil. Kisah ini mengisahkan tentang perjalanan hidup mereka bersama. Kisah ini berakhir dengan kesedihan yang tak ini dimulai ketika Senja dan Hujan masih berusia enam tahun. Mereka bertemu di sebuah taman, dan dengan cepat mereka menjadi sahabat dekat. Mereka berdua sama-sama memiliki mimpi yang sama, yaitu untuk bisa melihat dunia. Namun, mereka berdua juga sadar bahwa mimpi itu hanya sebuah mimpi yang tidak mungkin tercapai. Senja dan Hujan masih bersahabat ketika mereka memasuki usia remaja. Mereka berdua berbagi impian dan banyak hal lain yang mereka lakukan bersama sebagai sahabat ketika Hujan menikah, Senja merasa sangat sedih. Meskipun ada banyak hal yang berubah, hubungan mereka tidak berubah. Hujan tetap menjadi sahabat terbaik Senja. Namun, ketika Hujan hamil, Senja merasa kesepian. Hujan sangat sibuk dengan keluarganya dan Senja tidak tahu harus berbuat apa. Hujan juga tidak punya waktu untuk bertemu dengan Senja. Senja merasa sangat kesepian tanpa suatu saat, Hujan menghilang. Senja mencari Hujan di semua tempat, tetapi tidak ada kabar tentang dia. Akhirnya, Senja menemukan Hujan di sebuah kebun. Hujan menceritakan semua yang dialaminya selama ini. Hujan menceritakan bahwa dia telah melarikan diri dari rumahnya karena ada masalah yang ia hadapi. Hujan juga menceritakan bahwa dia berada di kebun itu karena dia telah menemukan sebuah tempat yang tenang dan cerita, Senja dan Hujan berpisah. Mereka berdua berjanji untuk tetap saling bertemu dan bersahabat. Senja menjadi sangat sedih dan merasa kesepian tanpa Hujan. Namun, di saat-saat kesedihan itu, Senja bisa merasakan bahwa Hujan masih ada di sisinya. Sejak saat itu, Senja berusaha untuk menjalani hidupnya dengan penuh semangat dan harapan untuk bisa bertemu dengan Hujan Senja Hujan dan Cerita yang Telah Usai adalah kisah yang mengharukan dan bisa membuat kita berpikir tentang persahabatan. Novel ini mengajarkan kita tentang arti dan nilai persahabatan, dan bagaimana kita harus berusaha untuk menjaga persahabatan kita. Novel ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya menghargai dan menghargai orang Senja Hujan dan Cerita yang Telah Usai adalah novel yang bagus dan layak dibaca. Novel ini bisa menjadi bacaan yang menarik dan menginspirasi bagi semua orang. Dengan kisah tentang persahabatan yang dalam, novel ini bisa menginspirasi kita untuk mencintai dan menghargai orang lain. Novel ini juga bisa menjadi bacaan yang menyenangkan bagi orang yang ingin melepas penat dan Senja Hujan dan Cerita yang Telah Usai adalah novel yang menyentuh dan bisa menginspirasi kita semua. Novel ini mengajarkan kita tentang arti dan nilai persahabatan, dan bagaimana kita harus menghargai dan menghargai orang lain. Novel ini juga bisa menjadi bacaan yang menyenangkan untuk melepas penat dan bersantai.
9 resensi novel sunda rasiah nu goreng patut; 10. buat resensi novel perhatikan struktur dan ciri kebahasaan resensi yang baik 11. pesan moral cerita sangkuriang dalam bahasa sunda; 12. carilah sebuah resensi buku atau novel kemudian analisislah kaidah kebahasaan dari resensi buku tersebut 13. Kaidah kebahasaan resensi novel tuilet; 14.
Oleh Putri Nur Sinta Dewi*Gambar Buku "Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai" Karya Boy Candra sumber gambar pribadiBuku Senja, Hujan, & Cerita yang Telah UsaiBuku yang berjudul “Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai” merupakan buku nonfiksi. Buku ini menceritakan kisah-kisah tentang perasaan dan hati. Buku ini merupakan salah satu karya dari Boy Candra yang diterbitkan oleh Penerbit Mediakita dan telah mencapai cetakan keempat belas. Dalam buku ini bercerita tentang kisah sedih, patah hati, senja, kenangan yang muncul saat datangnya hujan, dan pada akhirnya akan kembali mengingatkan pada cerita yang telah Buku Senja, Hujan, & Cerita yang Telah UsaiJudul Buku Senja, Hujan, & Cerita yang Telah UsaiKota Terbit Jakarta SelatanCetakan Cetakan Keempat BelasJumlah Halaman 239 HalamanSekilas tentang Buku Senja, Hujan, & Cerita yang Telah UsaiKenangan adalah sesuatu yang terkadang menjelma menjadi pisau, menusuk jantung paling dalam. Namun, tak jarang ada hal yang mendatangkan rindu dikala hujan dan senja datang menyapa. Salalu ada pelajaran atas segala perasaan, meski terkadang tidak garapan dari penulis terkenal di Indonesia, yang tak lain adalah Boy Candra. Buku yang berjudul “Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai” ini berhubungan dengan kenangan dan segala perasaan yang datang ketika senja atau hujan. Sesuai dengan judulnya, buku ini banyak menceritakan tentang kenangan dan ceita tentang rasa galau, rasa dikhianati, terjebak cinta dalam diam, atau bahkan ceita yang rasa sakitnya lebih dari itu. Buku ini menyampaikan maksud untuk mengenang masa lalu, baik itu hal-hal menyedihkan ataupun indah yang pernah terjadi. Namun juga mengingatkan untuk kembali pulang dari kenangan dan masa lalu tersebut dan menikmati masa yang buku yang di tulis Boy Candra ini secara tersirat menyampaikan kepada pembaca bahwa setiap kita boleh untuk berwisata ke masa lalu dan kenangannya, namun bukan berarti kita berhenti di masa lalu tersebut. Kita harus kembali bangkit, dan masa lalu itu membuat kita untuk melangkah dan merubah diri kita ke versi yang lebih buku Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai ini mengajak untuk setiap orang mulai membenahi dan menata rasa rindu yang dialami pembaca. Dan semoga pembaca dapat mengatakan dan menanamkan pemikiran untuk menyatakan bahwa kenangan dan masa lalu adalah cerita yang telah karya Boy Candra yang berjudul Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai ini memberikan sudut pandang yang lebih luas tentang masa lalu dan kenangan. Kita tidak bisa untuk terus hidup dimasa lalu, kita juga harus melangkah maju dan meninggalkan masa lalu itu. Buku ini berisi curhatan mengenai hal yang pernah dirasakan oleh penulis, yaitu Boy Buku Senja, Hujan, & Cerita yang Telah UsaiBuku Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai mempunyai judul yang menarik. Mengangkat curahan hati dan cerita sedih yang sering disandingkan dengan suasana saat senja dan hujan. Buku ini dibuat untuk semua orang yang pernah melukai dan dilukai sehingga ia terjebak dalam rasa bersalah dan kesulitan untuk melupakan cerita yang telah usai itu. Boy Candra mengajak pembaca untuk meninggalkan masa lalu yang pernah terjadi dan mulai menjalani masa kini untuk masa depan yang lebih pertama dalam buku ini dibuka dengan bab yang berjudul “Hujan dan Hal-Hal yang Disimpan”. Didalamnya berisi curhatan yang dibawakan dengan gaya bahasa yang menarik. Membahas tentang hujan dan hal-hal yang buku ini berisi 7 bab yang dibahas. Dan setiap babnya menyajikan cerita-cerita dan kutipan dari Boy Candra yang begitu menyentuh hati. Ketujuh bab didalamnya, antara lain1. Hujan dan Hal-Hal yang Disimpan2. Senja yang Manja dan Luka yang Membalut Dada3. Terima Kasih Pernah Ada, Meski Sekedar Rahasia4. Kepada Seseorang yang Betah Dalam Ingatan, Meski Kamu Tak Lagi Kubutuhkan5. Semakin Aku Cinta Kamu, Semakin Kita Saling Menusukkan Pisau6. Kepada Diriku Dengarkan Ini dengan Baik-Baik!7. Sebab, Kini Kamu Telah Denganku. Kenangan Lalu Biarlah Sebagai Masa LaluPada bab terakhir yang berjudul “Sebab, Kini Kamu Telah Denganku. Kenangan Lalu Biarlah Sebagai Masa Lalu” sebagai bab penutup dalam buku ini. Ada kata-kata menarik dalam bab terakhir ini, yaitu“Diam-diam aku memeluk semua kesedihan atas apa-apa yang tak pernah kamu sudahkan.” hal. 202 “Di matamu aku sudah menemukan apa saja yang aku rasa perlu.” hal. 210 “Betahkanlah hidup berhadapan denganku. Dampingilah segala impian-impian yang kutuju.” hal. 216 “Jika cinta itu membuat gila, aku sudah tergila-gila. Berkali-kali lebih hebat dari pada sekedar jatuh cinta biasa.” hal. 222Dan masih banyak cerita dan kutipan kalimat yang menyentuh hati di dalam buku ini. Boy Candra sebagai penulis buku ini dapat menyampaikan pesan dengan indah dan menarik. Pembaca dapat dengan mudah memahami nasihat yang mungkin tersirat di dalam buku mengetahui bagaimana harus melangkah di saat masa lalu dan kenangannya datang menghampiri kita? yuk temukan jawabannya dalam buku Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Dan Kekurangan Buku Senja, Hujan, & Cerita yang Telah UsaiTidak hanya sekedar sinopsis buku Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai. Kita akan mengulas tentang kelebihan dan kekurangan dari buku Kelebihan Buku Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai• Tampilan fisik yang menarik. Dari sampul buku yang berwarna hitam putih, didominasi dengan warna putih dan bintik-bintik hitam seperti butiran hujan. Sampul buku ini menggambarkan cerita di dalamnya yang bernuansa sedih, senja, hujan, dan kenangan.• Tulisan tertentu di dalamnya diberikan bentuk tulisan yang berbeda sehingga terlihat lebih menarik.• Buku yang nyaman dilihat dan dibaca, karena layoutnya sederhana dan nyaman.• Judul buku yang memiliki makna yang mendalam. Kata maaf senja, hujan, dan cerita yang telah usai memiliki makna yang mendalam dan menarik.• Pembahasan setiap babnya mengangkat cerita yang berbeda-beda. Sehingga pembaca dapat dengan mudah membaca secara acak tanpa harus dimulai dari bab yang paling awal.• Kalimat yang tidak bertele-tele dan gaya bahasanya yang ringan.• Dan yang menjadi kelebihan buku ini adalah banyak kutipan dari Boy Candra yang menarik dan menyentuh Kekurangan Buku Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai• Warna sampul yang terlalu sederhana mungkin membuat sebagian orang merasa bosan melihat buku ini.• Masih sedikitnya gambar ilustrasi dalam buku ini.• Cerita yang dirasa terlalu sedikit. Karena ada beberapa bab dalam buku ini yang tidak sampai dua halaman, sehingga pembaca belum puas dengan cerita tersebut.• Masih ditemukan kata yang kurang efektif dalam buku ini.• Ada beberapa kata yang digunakan secara berulang dan terkesan monoton.• Menggunakan alur dan latar campuran, sehingga terkadang membuat pembaca Moral dari Buku Senja, Hujan, & Cerita yang Telah UsaiSetiap orang harus belajar ikhlas atas segala hal yang terjadi dalam hidup. Ikhlas adalah pelajaran yang akan selalu ada dalam perjalanan hidup. Kita harus ikhlas dalam menerima kenangan-kenangan pahit yang telah terjadi. Kita juga diajak untuk merelakan semua yang telah terjadi dan berhenti membenci hal yang telah berjalu. Jujurlah dengan perasaan yang saat ini dirasakan, namun jangan lupa untuk move on dan terus melangkah Putri Nur Sinta Dewi dan Buku "Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai" Karya Boy Candra sumber gambar pribadiPutri Nur Sinta Dewi* Mahasiswa Program Studi Tadris Bahasa Indonesia, Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta.
3 Catatan Pendek Untuk Cinta yang Panjang. 4. Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai. 5. Sepasang Kekasih yang Belum Bertemu. 6. Surat Kecil Untuk Ayah. 7. Satu Hari Di 2018. 8. Bukupuisi Kuajak Kau Kehutan dan Tersesat Berdua. 9. Sebuah Usaha Melupakan. 10. Pada Senja yang Membawamu Pergi. 11. Seperti Hujan yang Jatuh Ke Bumi.
Pernahkan kamu merasakan sakitnya patah hati karena ditinggalkan oleh orang yang kamu cintai? Perlu diketahui bahwa patah hati sebenarnya bisa dijadikan sebagai ungkapan perasaan yang membuktikan bahwa kamu tulus menyayangi seseorang, meskipun dia tidak merespon perasaanmu. Pada kenyataannya, setiap orang pasti pernah merasakan sakitnya patah hati setelah ditolak, diduakan, cinta bertepuk sebelah tangan, atau bahkan diputuskan secara sepihak. Tanpa sadar, berbagai peristiwa yang tidak mengenakkan itu membuatmu sakit hati sampai tidak berani untuk bertemu dengan banyak orang. Lebih parahnya lagi, kamu mungkin akan kehilangan arah dan tidak tahu harus pergi kemana untuk melepaskan beban yang mengganjal di hati. Sebagai salah satu cara untuk menenangkan pikiran dan hati yang sedang kalut, kamu bisa coba membaca buku karya Boy Candra yang berjudul Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai. Walaupun judulnya terkesan galau dan sedih, tapi isi bukunya dijamin bisa membuat kamu berani untuk bangkit dan kembali menata perasaan untuk orang-orang baru. Sinopsis Novel Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai Novel ini dipersembahkan untuk orang-orang yang dulu pernah dilukai sampai sulit untuk melupakan. Teruntuk orang-orang yang pernah mencintai, tapi dikhianati, juga untuk orang yang mengkhianati lalu menyadari kesalahannya. Kepada mereka yang pernah diam-diam jatuh cinta pada sahabat sendiri hingga tidak bisa berpaling dan pindah ke lain hati. Melalui novel ini, mari kita saling mengenang, tapi jangan lupa jalan pulang, sebab setelah petualangan yang panjang di masa lalu, kita harus menjadi individu yang jauh lebih baik dan mulai menata rindu yang baru. Mari sampaikan pada kenangan, bahwa masa lalu kita adalah cerita yang telah usai. Gambaran Isi Novel Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai Melalui novel ini, kamu akan diajak untuk mengenang sebuah masa yang mungkin penuh dengan luka dan terasa pahit jika harus diingat kembali. Tapi bagi Boy Candra, luka yang terasa pahit ini justru bisa membuat kita jadi pribadi yang lebih kuat, atau bahkan lebih pintar lagi dalam memilih pasangan hidup. Mengenang masa lalu bukanlah hal yang salah, tapi kamu juga harus tahu bahwa masa kini dan masa depan adalah hal yang paling penting untuk kamu perjuangkan. Setelah mengenang, jangan pernah lupa untuk kembali ke jalan pulang. Review Novel Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai Dengan mengusung tema cinta dan patah hati, sampul novel ini terlihat sangat sederhana karena hanya dihiasi warna hitam dan putih, dengan ilustrasi rintik hujan, sebuah kursi, dan payung berwarna hitam. Jika dilihat lebih detail, ilustrasi tersebut menggambarkan kesedihan yang akan lebih terasa saat kamu membaca novel ini lebih dalam lagi. Novel yang terdiri dari tujuh bagian ini mengisahkan tokoh “aku” yang sedang menuliskan kisah perjalanan hidupnya, tentang cinta, kesedihan, perpisahan, dan kebahagiaan yang menjadi tujuan akhir hidupnya. Dengan kata lain, novel ini tidak berisi kumpulan cerpen atau puisi yang puitis, tapi bisa disebut sebagai buku catatan harian yang merangkum kisah kehidupan seorang Boy Candra. Buat kamu yang lagi baper dan galau karena cinta, novel ini bisa menjadi teman berbagi cerita, karena barangkali ada kisah Boy Candra yang juga relate dengan kisahmu. Tapi jangan terlalu berharap dan berekspektasi tinggi dengan novel ini, karena fokus utama cerita memang hanya akan membahas perjalanan cinta Boy Candra yang mungkin saja pernah dirasakan oleh kebanyakan orang. Walaupun banyak yang merasa relate dengan kisahnya, tidak sedikit orang juga yang merasa jalan ceritanya terasa lempeng-lempeng saja. Tapi hal ini sebenarnya masih bisa dimaklumi karena mungkin ada poin lain yang lebih diutamakan oleh Boy, yakni tentang bagaimana caranya kamu bangkit dari kenangan masa lalu, tidak peduli siapapun orang yang telah membuatmu terpuruk. Tidak hanya menceritakan tentang perjalanan cintanya saja, Boy Candra juga beberapa kali mengutip quotes anti galau yang sepertinya akan cocok untuk kamu yang butuh motivasi. Bagi kamu yang saat ini sedang mengalami patah hati, coba usahakan untuk tidak berlarut dalam kesedihan karena kamu berhak bahagia dan melanjutkan mimpi yang sempat tertunda sebelumnya. Tapi harus diingat, bahwa melupakan kesedihan bukan berarti melupakan segala kenangan pahit yang pernah terjadi, dan untuk mengenang segala kisahnya, novel ini bisa menjadi solusi yang tepat. Novel Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai karya Boy Candra bisa kamu dapatkan melalui Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya. promo diskon
Senja Hujan, dan Cerita yang Telah Usai, 5. Sepasang Kekasih yang Belum Bertemu, 6. Surat Kecil Untuk Ayah, 7. Antologi Resensi Novel memiliki alur cerita yang akan sulit diduga oleh pembaca
Identitas Buku Judul Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai No. ISBN 979-794-499-9 Penulis Boy Candra Penerbit Media Kita Penyunting Irwan Rouf Desain Cover Budi Setiawan Tahun Terbit Cetakan Pertama 2015, Cetakan Kedua puluh dua 2017 Kategori Novel Nonfiksi Text Bahasa Indonesia Jumlah Halaman 239 Halaman Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh… Halohaaaaa…… readear !!!!!! 🙂 By the way, this is my second writing in this wordpress hmm alhamdulilaah yaah hehe. Pada kesempatan ini saya akan meresensi sebuah buku novel yang berjenis Nonfiksi. Novel ini berjudul “Senja, Hujan & Cerita yang Telah Usai” karangan dari Boy Candra. Boy Candra merupakan penulis best seller “Catatan Pendek untuk Cinta yang Panjang”. Dia lahir pada 21 November 1989 besar serta berproses di Padang Sumatra Barat dan menamatkan kuliahnya di Universitas Negeri Padang. Buku ini merupakan buku nonfiksi kedua setelah catatan pendek untuk cinta yang panjang. Dalam Novel ini, Boy Candra menceritakan tentang kerapuhan dan kepahitan yang di rasakan oleh orang yang sedang jatuh cinta dan dia juga mengajak para pembaca agar mengenang kenangan pahit akan cinta pada masa lalu. Setelah mengenang, dia selalu mengajak pembaca untuk selalu ingat jalan pulang dan menata rindu yang baru, karena masa lalu bukan untuk diratapi, tapi untuk dijadikan pelajaran yang berharga di masa depan, kesalahan-kesalahan di masa lalu merupakan proses pendewasaan diri, oleh karena itu tidak semua hal buruk pada patah hati memberikan dampak yang negatif. Buku ini sangat cocok dibaca oleh orang yang mengalami kepahitan dalam cinta seperti patah hati, karena setelah membaca buku ini saya yakin orang yang sedang tersakiti oleh cinta mampu bangkit dan menyadari bahwa hidup seharusnya terus berjalan bukan berlarut-larut dalam kesedihan yang tiada akhir, salah satu kutipan yang memotivasi pembaca agar bangkit dari kesedihan adalah “Sedihlah secukupnya, patah hatilah pada porsinya. Agar hidupmu tidak sia-sia” “Di dunia ini banyak sekali hal ajaib yang bisa kamu dapatkan, bahkan dalam hal yang mungkin menurutmu terburuk sekalipun” “Ikhlaskanlah dia meski rasanya begitu sakit atas apa yang di lakukan, sebab ikhlas akan membuatmu benar-benar lepas” Pada bagian sinopsis sampul belakang buku ini juga tertulis “Buku ini saya persembahkan untuk orang-orang yang pernah dilukai, hingga susah melupakan. Untuk orang-orang yang pernah mencintai tapi dikhianati. Juga yang pernah mengkhianati, lalu menyadari semua bukanlah hal baik untuk hati. Kepada orang yang jatuh cinta diam-diam, suka pada sahabat sendiri, tidak bisa berpaling dari orang yang sama, dan hal-hal yang lebih pahit dari itu. Mari mengenang, tapi jangan lupa jalan pulang. Sebab, setelah tualang yang panjang ke masa lalu, kamu harus lebih baik. dan mulailah menata rindu yang baru. Katakan pada masa lalu kita adalah cerita yang telah usai.” Cerita yang terkandung pada isi novel ini secara keseluruhan seperti pengalaman Boy Candra sendiri atau curahan hati seorang laki-laki yang kemudian di tuangkannya dalam suatu catatan. Dalam buku ini terbagi menjadi 7 bagian, hmm what are they ? Hujan dan Hal-Hal yang Disimpan Senja yang Manja dan Luka yang Membalut Dada Terimakasih Pernah Ada, Meski Sekedar Rahasia Kepada Seseorang yang Betah dalam Ingatan, Meski Kamu Tak Lagi Dibutuhkan Semakin Aku Cinta Kamu, Semakin Kita Saling Menusukan Pisau Kepada Diriku Dengarkan ini dengan Baik-Baik ! Sebab, Kini Kamu Telah Denganku, Kenangan Lalu Biarlah sebagai Masa Lalu Well, pada bagian terakhir yang sub babnya => “Sebab, kini kamu telah denganku, kenangan lalu biarlah sebgai masa lalu” dia menceritakan sosok saya dalam novel ini dipertemukan dengan seseorang dengan latar belakang masa lalu yang sama kemudian mencoba dengan segala hal meyakinkan satu sama lain dan mulai menata rindu, menerima serta mewujudkan impian-impian yang baru. Ada kutipan pada bagian terakhir ini yang sangat-sangat membuat saya terkesan dan benar-benar melekat di otak adalah “Mungkin kita bukan dua orang yang saling jatuh cinta pada cinta pertama. Aku pernah jatuh dan terluka. Kamu pun begitu, pernah dicintai dan disia-siakan. Kita bertemu atas perasaan yang telah ditempa. Perasaan yang akan membuat kita kuat untuk tetap berdua. Jagalah semua yang terasa. Pupuk hingga rimbun menutupi duka yang pernah ada. Bukankah perihal bahagia sudah menjadi tugas kita. Mencintaimu adalah upaya yang membuatku ingin selalu mengupayakannya. Semakin hari berjalan, semakin banyak hal yang nanti akan kita sebut kenangan. Dan sungguh perasaan ku padamu semakin tak terungkapkan.” Well, segala sesuatu tentunya ada kurang dan lebihnya, tak terkecuali pada buku ini, karena tidak ada sesuatu yang sempurna, sebab kesempurnaan hanya milik Allah semata 😀 Ehehe.. Kelebihan dari buku “Senja, Hujan & Cerita yang Telah Usai” ini adalah gaya bahasanya yang sederhana namun tetap puitis, kemudian penulis mampu mengajak pembaca seakan – akan berada diposisi yang sama sehigga pembaca larut dalam setiap suasana cerita dan pesan yang ingin disampikan oleh penulis tersampaikan dengan baik kepada pembaca. Selain itu, bentuk fisik dan design warna hitam putih menghasilkan kesan minimalis. Meskipun demikian, buku ini juga memiliki kekurangan. Kekurangannya dari buku ini adalah alur ceritanya yang sedikit rumit, tidak menentu atau menggunakan alur campuran sehingga membuat pembaca agak kesulitan dalam memahami kisah. Buku ini mengandung cerita yang sangat menarik, motivatif dan inspiratif terlebih kepada orang-orang baru saja patah hati dan ingin segera bangkit dari kesedihan oleh cinta, karena dalam buku ini banyak kata-kata yang mampu membuat pembaca menyadari bahwa masa lalu merupakan bagian dari proses pendewasaan diri, belajar meikhlaskankan, berani menata rindu yang baru, membuka hati serta mengatakan pada masa lalu bahwa kita adalah cerita yang telah usai. Itulah sedikit gambaran yang sangat sederhana tentang buku Novel nonfiksi Senja, Hujan & Cerita yang Telah Usai karangan Boy Candra. Marilah sesekali kita mengenang masa lalu tapi jangan lupa jalan pulang, karena setalah mengenang kita harus menjadi seseorang yang lebih baik lagi, jangan lupa katakan pada masa lalu terimakasih telah memberi pengalaman yang berharga tak terbayarkan materi, dan sekarang kita adalah cerita yang telah usai, biar lah hujan dan senja menghapus segala sesuatu buruk yang telah terjadi. Semoga bermanfaat bagi kita semua amiiinnn……………..
ResensiNovel Senja Hujan Dan Cerita Yang Telah Usai. 28 Januari 2023. Search for; Log In; Follow. Facebook; Twitter; YouTube; Dr SD biasa dgr di radio dan alhamd sbln kmrn nemu ceramah pak Kyayi d tik tok trs lanjut di YT. Semoga bisa lihat lgsg ceramah beliau Mirabseni adalah sebuah website agama Islam yang menyediakan berbagai konten
Halo sobat semoga sehat selalu ya dan jangan lupa baca buku online di Kali ini kita akan membahas resensi novel senja hujan dan cerita yang telah usai. Nama penulis novel senja hujan dan cerita yang telah usai adalah Boy Candra. Boy candra adalah penulis novel asal Padang, Sumatera Barat. Untuk lebih lengkapnya, simak resensi novel pada senja yang membawamu pergi dibawah Juga Resensi Novel pada Senja yang Membawamu PergiIDENTITAS NOVEL SENJA HUJAN DAN CERITA YANG TELAH USAIJudul Novel Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah UsaiNO. ISBN 979-794-499-9Penulis Boy CandraPenerbit Media KitaTanggal Terbit 16 Juni 2015Jumlah Halaman 239 halamanDimensi 19 x 13 cmKategori NonfiksiCara Beli Novel Senja Hujan dan Cerita yang Telah Usai Disini SENJA HUJAN DAN CERITA YANG TELAH USAINovel Senja Hujan dan Cerita yang Telah Usai adalah novel nonfiksi yang menceritakan pengalaman kisah perjalanan asmara dari Boy Candra. Dimulai dari jatuh cinta diam-diam, mencintai sahabat sendiri, mencintai lalu dikhianati, rindu, mendua lalu diduakan dan hal-hal yang lebih pahit dari persoalan yang terjadi saat menjalin hubungan asmara dituangkan dalam novel ini, merenung atas segala perasaan yang dulu pernah ada, yang dikenang sebagai bahagia, atau hanya kenangan sia-sia. Novel Senja Hujan dan Cerita yang Telah Usai dipersembahkan untuk orang-orang yang pernah dilukai, hingga susah melupakan. Masalalu cukup untuk dikenang, jangan lupa untuk selalu ingat pulang, dan menjadikan sebuah pelajaran berharga di masa depan. Hidup akan terus berjalan meski bukan bersamanya. Mungkin akan terasa hambar, sedihlah secukupnya, patah hatilah pada porsinya. Agar hidupmu tidak yang digunakan sangat menarik, begitu puitis tetapi masih bisa mengetahui isinya, kamu bisa membeli novel Senja Hujan dan Cerita yang Telah Usai di DISINIUNSUR INSTRINSIK NOVEL SENJA HUJAN DAN CERITA YANG TELAH USAITema novel senja hujan dan cerita yang telah usai Cerita Cinta Masa Lalu Yang Telah SelesaiAlur novel senja hujan dan cerita yang telah usai Alur yang digunakan dalam novel senja hujan dan cerita yang telah usai adalah alur campuran. Kisah dalam novel resensi novel senja hujan dan cerita yang telah usai menceritakan penulis yang mengenang masa lalunya, kemudian penulis bangkit dari masa lalunya dan menjadikan kisah masa lalunya sebagai pelajaran untuk kehidupan novel senja hujan dan cerita yang telah usai 1. Penulis Boy CandraDalam novel senja hujan dan cerita yang telah usai, penulis menceritakan dirinya sendiri dan kisah percintaan dalam kehidupannya. Penulis boy candra adalah sosok yang suka mengenang masa lalunya. Ia sangat memperjuangkan cintanya. Ia sibuk bekerja untuk menata kehidupan masa depan bersama orang yang dicintainya, namun sayangnya orang yang dicintainya tidak bisa memahami kesibukan Penulis boy candra.2. Seseorang yang dicintai Penulis Boy CandraSeseorang yang dicintai Penulis boy candra mempunyai sifat yang kurang dewasa. Ia adalah sosok yang kurang bisa mengerti dan memahami kesibukan Penulis boy candra, sehingga ia memilih pergi meninggalkan Penulis boy candra. Ia pun terlalu menuntut Penulis boy candra untuk menjadi seperti yang ia Kekasih baru seseorang yang dicintai Penulis Boy CandraLatar novel senja hujan dan cerita yang telah usai 1. Latar tempat novel senja hujan dan cerita yang telah usai Sekolah2. Latar waktu novel senja hujan dan cerita yang telah usai Pada waktu senja di saat hujan turun3. Latar Suasana novel senja hujan dan cerita yang telah usai Suasana bahagia ketika penulis bersama orang yang dicintainya. Menyakitkan, ketika orang yang dicintai penulis lebih memilih pergi meninggalkan novel resensi novel senja hujan dan cerita yang telah usai 1. Jadikan masa lalu sebagai pelajaran berharga untuk kehidupan kita Belajar ikhlas dalam menjalani kehidupan Memaafkan masa lalu dan memulai kehidupan baru dengan cerita yang Belajar untuk tidak mengkhianati Setelah mengenang masa lalu, kita harus menjadi lebih Belajar menyabarkan hati, bahwa perasaan lelah tidak akan sia-sia saja, bahwa segala rindu yang terasa akan menemukan bahagia pada Saling memahami kesibukan Jangan memaksakan diri untuk menjalani hal yang memang tidak membuat kita Tidak perlu iri melihat orang lain dengan cara mereka. Sebab, cinta punya caranya sendiri untuk Jangan terlalu menuntut seseorang untuk menjadi seperti yang kita Pandang novel senja hujan dan cerita yang telah usai Sudut pandang yang digunakan dalam novel senja hujan dan cerita yang telah usai adalah sudut pandang orang pertama. Dalam novel senja hujan dan cerita yang telah usai, penulis boy candra menjadi pelaku utama dengan menggambarkan kisah percintaan dalam kehidupannya secara Bahasa novel senja hujan dan cerita yang telah usai Gaya bahasa yang dipakai dalam novel senja hujan dan cerita yang telah usai adalah gaya bahasa yang indah bagai puisi, namun mudah dipahami tanpa kesan bertele-tele. Bahasa yang sederhana namun terkesan Juga Resensi Konspirasi Alam SemestaDapatkan Resensi Novel dan Buku Lainnya di HP mu dengan Follow dan Klik Bintang DISINIANALISIS DAN RESENSI NOVEL SENJA HUJAN DAN CERITA YANG TELAH USAIBuku berjudul “Senja, Hujan, dan Cerita Yang Telah Usai” karya Boy Candra merupakan buku yang diangkat dari pengalaman pribadi penulis. Lewat novel senja hujan dan cerita yang telah usai, Boy Candra menceritakan tentang kisah percintaan dalam hidupnya. Kisah-kisahnya tersampaikan dengan jelas dan menarik. Pengalamannya dari mulai jatuh cinta, mencintai diam-diam, mencintai sahabat sendiri, mengenang masa lalu, bahkan patah hati sangat menyentuh novel senja hujan dan cerita yang telah usai Yang menjadi kelebihan novel senja hujan dan cerita yang telah usai adalah cover dan sinopsis bagian belakang novel senja hujan dan cerita yang telah usai. Penampilan cover novel senja hujan dan cerita yang telah usai yang sederhana dengan judul “Senja, Hujan dan Cerita Yang Telah Usai” sangat menarik perhatian. Pilihan kata yang bagus pada sinopsis di belakang novel senja hujan dan cerita yang telah usai membuat tertarik dan kata-kata inspiratif quote dalam novel senja hujan dan cerita yang telah usai begitu menarik. Banyak quote-quote novel senja hujan dan cerita yang telah usai yang bagus. Isi novel senja hujan dan cerita yang telah usai menginspirasi untuk belajar menerima sebuah kenyataan tentang cinta. Selain kata-kata inspiratif dan isinya, desain ilustrasi novel senja hujan dan cerita yang telah usai menambah nilai kesan yang dalam novel senja hujan dan cerita yang telah usai terdapat banyak pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca, salah satunya kita harus belajar ikhlas dalam menjalani hidup ini. Semua sudah diatur sedemikian rupa oleh Tuhan. Termasuk jodoh kita pun telah ditentukan oleh Tuhan. Novel senja hujan dan cerita yang telah usai ini juga mengajarkan kita untuk memaafkan dan memulai kehidupan yang baru dengan cerita yang baru. “Mari mengenang, tapi jangan lupa jalan pulang. Sebab, setelah tualang panjang ke masa lalu, kamu harus menjadi lebih baik, dan, mulailah menata rindu yang baru.”Kita boleh mengenang masa lalu, tetapi jangan lupa jalan untuk kembali. Setelah mengenang kisah masa lalu, kita harus menjadi lebih baik dan menjadikan pengalaman di masa lalu sebagai pelajaran hidup untuk menjalani kehidupan kita senja hujan dan cerita yang telah usai menggunakan gaya bahasa yang indah bagai puisi, namun mudah dipahami tanpa kesan bertele-tele. Bahasa yang sederhana namun terkesan puitis. Penuturan yang jelas, cukup lugas dan jujur, serta dengan penyajian yang menarik membuat buku ini lebih mudah diterima pembaca, sehingga mampu menciptakan kesan positif yang mendalam di hati novel senja hujan dan cerita yang telah usai Alur yang digunakan dalam novel senja hujan dan cerita yang telah usai adalah alur campuran yang terkesan sedikit membingungkan bagi pembaca. Penempatan bab dalam buku ini juga kurang tertata. Sehingga, mungkin saja kita akan melewati bab yang terkesan kurang menarik dan membuat jenuh. Penyusunan cerita pun tidak sesuai dengan tanggal yang dituliskan pada bagian bawah cerita. Hal ini membuat pembaca bingung, karena penataannya kurang sesuai dengan urutan senja hujan dan cerita yang telah usai memuat kisah cerita yang menginspirasi. Novel ini cocok untuk semua kalangan pembaca, khususnya untuk para remaja. Novel ini dapat membawa kesan semangat bagi para pembaca. Kita harus semangat untuk menjalani kehidupan kita ke depannya dengan langkah yang resensi novel senja hujan dan cerita yang telah usai secara lengkap. Setelah membaca tentang resensi senja hujan dan cerita yang telah usai di atas, apakah kamu tertarik membacanya secara lengkap? Jangan lupa share artikel ini kepada temanmu. Jika ada pertanyaan permintaan resensi novel dan buku lainnya bisa menghubungi kami melalui email rizkiindraprasetyawan Atau ada keinginan untuk kerjasama dengan seperti pasang iklan, promosi buku, promosi penulis dan lainnya bisa menghubungi email pasang iklan di hubungi rizkiindraprasetyawan
A Identitas Novel. - Judul Buku : Senja dan Pagi. - Penulis : Alffy Rev & Linka Angelia. - Penerbit : Loveable x Bhumi Anoma. - Tahun Terbit : 2019. - Jumlah Halaman : 199 halaman. - Nomor Edisi : ISBN -6. B. Sinopsis Novel. Novel ini diangkat dari kisah nyata penulis yaitu Alffy dan Linka.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan intertekstualitas antara novel Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai Karya Boy Candra dan Novel Hujan Karya Tere Liye. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan data yang dikumpulkan berupa peristiwa yang merupakan hasil persamaan dan perbedaan tema dan alur dari kedua novel. Hasil penelitian ini menunjukka bahwa terjadi kesamaan dalam kedua novel yaitu tema hujan yang menjadi simbol penanda kenangan masa lalu dan alur yang digunakan adalah alur campuran. Dasar kesamaan tema dan alur didukung oleh kesamaan peristiwa-peristiwa dalam cerita menunjukkan adanya hubungan intertekstual antara kedua novel. Sebagai karya yang terbit terebih dahulu novel Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai karya Boy Candra adalah hipogram dan novel Hujan karya Tere Liye sebagai transformasi. Pada tema dan alur, tranformasi novel Hujan sedikit meneruskan dan banyak menyimpangi hipogramnya. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 139 Vol. 5 2020, 139-150 Intertekstual Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai Karya Boy Candra dan Novel Hujan Karya Tere Liye Mitasari Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia Universitas Muhammadiyah Jember mitasarim30 DOI Diterima 28-02-2020 Diterbitkan 30-03-2020 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan intertekstualitas antara novel Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai Karya Boy Candra dan Novel Hujan Karya Tere Liye. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan data yang dikumpulkan berupa peristiwa yang merupakan hasil persamaan dan perbedaan tema dan alur dari kedua novel. Hasil penelitian ini menunjukka bahwa terjadi kesamaan dalam kedua novel yaitu tema hujan yang menjadi simbol penanda kenangan masa lalu dan alur yang digunakan adalah alur campuran. Dasar kesamaan tema dan alur didukung oleh kesamaan peristiwa-peristiwa dalam cerita menunjukkan adanya hubungan intertekstual antara kedua novel. Sebagai karya yang terbit terebih dahulu novel Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai karya Boy Candra adalah hipogram dan novel Hujan karya Tere Liye sebagai transformasi. Pada tema dan alur, tranformasi novel Hujan sedikit meneruskan dan banyak menyimpangi hipogramnya. Kata kunci intertekstual; hipogram; transformasi ABSTRACT This study aims to describe the intertextuality relationship between the novel Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai Karya Boy Candra and Novel Hujan Karya Tere Liye. This type of research is descriptive qualitative with data collected in the form of events that are the result of similarities and differences in themes and plot of the two novels. The results of this study indicate that there are similarities in both novels, namely the theme of rain which is a symbol of past memories and the plot used is a mixed plot. The basis of the similarity of themes and plot is supported by the similarity of events in the story showing an intertextual relationship between the two novels. As the first published work of the novel Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai karya Boy Candra is a hipogram and the novel Hujan Karya Tere Liye as a transformation. On the theme and plot, the transformation of the novel Rain continues a little and deviates much from the hipogram. Keywords intertextual; hipogram; transformation Vol 5. No. 1 2020, 139-150 Mitasari. Intertekstual Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai … 140 1. PENDAHULUAN Sebuah teks karya sastra senantiasa berada di antara teks-teks lain yang mendahuluinya, sehingga terjalin relasi yang interstekstual Teeuw dalam Sungkowati 2014. Intertekstualitas pertama kali dikenalkan oleh Julia Kristeva yang mengembangkan pemikiran Michael Bakhtin seorang Filsuf Rusia sebagai teori yang menyatakan bahwa sebuah teks harus dibaca dengan latar belakang lain, dikarenakan sebuah teks tidak benar-benar dapat berdiri sendiri tanpa adanya teks lain sebagai teladan. Kristeva dalam Rokhmansyah, 2014, hal 119 menegaskan dua alasan perihal munculnya teori intertekstual. Alasan pertama, pengarang adalah pembaca teks sebelum menciptakan atau menulis teks. Sedangkan alasan yang kedua, sebuah teks tersedia hanya melalui proses pembacaan. Kemungkinan adanya penerimaan atau pertentangan terletak pada pengarang melalui proses pembacaan. Menurut Kristeva setiap teks, termasuk teks sastra merupakan mozaik kutipan dan tanggapan atau penyerapan teks-teks lain. Oleh karena itu, Teeuw dalam Rokhmansyah, 2014, hal 119 juga menegaskan bahwa suatu teks baru bermakna penuh dalam hubungannya dengan teks-teks lain. Sedangkan menurut Riffaterre dalam Rokhmansyah, 2014, hal 121 juga berpendapat bahwa teks tertentu yang menjadi latar penciptaan teks baru disebut hiprogram, sedangkan teks yang menyerap hiprogram disebut transformasi. Hubungan antara teks terdahulu dengan teks yang kemudian inilah yang sebut dengan hubungan intertekstual. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kajian intertekstual adalah fenomena resepsi pengarang terhadap teks-teks yang pernah dibacanya kemudian dilibatkan dalam hasil karyanya. Saat membaca suatu novel, pembaca sering kali merasa pernah membaca novel lain yang memiliki jalan cerita yang mirip. Beberapa novel juga pasti dirasa memiliki kesamaan tokoh, alur, dan latar yang hampir mirip. Untuk mengetahui kesaamaan dan perbedaan dalam novel-novel itulah diperlukan kajian intertekstualitas. Melalui kajian intertekstual itu pulalah dapat diketahui novel mana yang menjadi hipogram, dan novel mana yang menjadi transformasi. Tujuan kajian intertekstual sendiri tidak untuk membedakan hasil karya seorang pengarang, melainkan untuk melihat seberapa jauh kreativitas pengarang. Terkait dengan fenomena adanya kemiripan alur dan tema dalam beberapa novel, penelitian ini akan melihat sejauh mana keterkaitan cerita dalam novel Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai karya Boy Candra dan novel Hujan karya Tere Liye. Dua novel tersebut diasumsi memiliki kemiripan dalam karakteristik alur dan tema. Sehingga diprediksi kedua novel tersebut memiliki hubungan intertekstualitas. Oleh karena itu, pada penelitian ini peneliti mengulas tentang “Kajian Intertekstual Novel Cerita yang Telah Usai karya Boy Candra dan Novel Hujan karya Tere Liye”. Adapun penelitian yang sejalan dengan penelitian ini adalah pengaruh cerita Laskar Pelangi terhadap Negeri 5 Menara karya Uniawati dan Pengakuan Calabay karya Kusuma, Waluyo, dam Wardani. Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai karya Boy Candra atau selanjutnya disingkat SHC lebih dulu terbit pada tahun 2015, mengisahkan seorang lelaki yang ingin melupakan semua kisah cinta yang terpendam terhadap sahabat Vol 5. No. 1 2020, 139-150 Mitasari. Intertekstual Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai … 141 perempuannya. Sedangkan Novel Hujan karya Tere Liye atau yang selanjutnya disingkat H terbit pada tahun 2016, mengisahkan seorang perempuan yang ingin menghapus semua ingatan masa lalunya melalui terapi mesin. Kedua novel tersebut juga memiliki alur yang sama yaitu flashback atau menceritakan kenangan-kenangan bersama seseorang yag berarti bagi hidup tokoh utama. Kehadiran kedua novel tersebut cukup ditunggu oleh pembaca, mengingat kedua pengarang novel tersebut sama-sama memiliki nama yang besar di Indonesia. Boy Candra selalu ditunggu penggemarnya melalui puisi-puisi romantisnya yang selalu diunggah di akun youtube pribadinya, sedangkan Tere Liye selalu ditunggu kata-kata romantisnya di akun media sosialnya. Sehingga kripah kedua penulis hingga saat ini masih digandrungi semua kalangan masyarakat, terutama generasi milenial. Persamaan dan perbedaan dalam kedua novel tersebut sangat menonjol. Persamaan dan perbedaan itu pulalah yang menjadi titik tolak dan kekuatan masing – masing novel. Persamaan kedua novel tersebut terdapat pada tema yang sama-sama menggambarkan tentang kenangan-kenangan tokoh utama terhadap hujan. Persamaan yang lain, terdapat pada alur cerita, alur cerita yang digunakan pada kedua novel tersebut adalah alur campuran. Sedangkan perbedaan pada kedua novel tersebut dapat dilihat dari sudut pandang dan tokoh dalam cerita. Persamaan dan perbedaan inilah yang mengandung unsur hubungan intertekstual. Persamaan-persamaan yang terdapat dalam novel, bisa saja terjadi karena kesamaan biografi pengarang meskipun secara tidak sengaja. Kedua pengarang sama-sama berjenis kelamin laki-laki, lahir di Pulau Sumatra, menggeluti pendidikan yang non sastra, serta sama-sama mulai aktif menulis fiksi sejak Sekolah Dasar. Adapun perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam novel adalah sebagai bentuk kreativitas dalam kajian intertekstual. Berdasarkan perihal yang melatarbelakangi terjadinya kajian intertekstual, peneliti menyakini bahwa kajian intertekstual bisa digunakan sebagai salah satu alternatif bahan ajar pada siswa tentang menulis karya sastra. Mengingat penulis yang memiliki latar belakang yang sama, bisa memiliki persamaan dalam menulis karya sastra. Siswa yang ada disekolah juga memiliki latar belakang yang sama, yaitu guru yang mengajar adalah orang yang sama. Sehingga guru bisa mengunakan kajian intertekstual pada materi menulis sastra. Siswa terlebih dahulu mengamati hasil karya sastra milik orang lain untuk menemukan ide dalam menulis. Setelah itu siswa dipersilahkan membuat karya sastranya sendiri dengan gaya dan kreativitasnya masing-masing. 2. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, karena peneliti mendeskripsikan data-data yang telah diperoleh berdasarkan analisis. Pendekatan kualitatif bersifat deskriptif berpandangan bahwa semua hal yang berkaitan dengan system tanda adalah penting dan memiliki pengaruh antara yang satu dengan yang lainnya. Dengan mendeskripsikan system tanda akan memberikan suatu pemahaman yang komprehensif mengenai apa yang sedang dikaji Semi, 1993 30. Vol 5. No. 1 2020, 139-150 Mitasari. Intertekstual Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai … 142 Sumber data dalam penelitian ini adalah novel SHC karya Boy Candra dan novel H karya Tere Liye. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kalimat yang mengekspresikan adanya unsur intrinsik dan hubungan intertekstualitas pada novel SHC dan H. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah membaca secara berulang-ulang dengan teliti, kemudian menyiapkan lembar pengumpulan data, lalu mencatat data-data yang berisi hubungan intertekstual. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah peneliti sendiri dan tabel Siswantoro, 2016 73. Peneliti bertugas sebagai pelaksana, pengumpul data, penafsir data, dan pelapor hasil penelitian. Selain itu, peneliti juga memerlukan tabel dan catatan untuk memudahkan proses pengumpulan data. Adapun teknik analisis data, dilakukan dengan pengelompokan data, mengklasifikasi data, mengkode data, dan menginterpretasi data serta mendeskripsikan data Semi, 1993 15. Selanjutnya untuk menguji kesahihan data, peneliti menggunakan validitas semantic. Validitas semantis adalah yaitu mengukur tingkat kesensitifan makna simbolik yang bergelanyut dalam konteks. Dimana pengukuran makna simbolik tersebut dikaitkan dengan konteks karya sastra dan konsep analisis. Sehingga dalam penelitian ini, teknik pengujian kesahihan data dapat dilihat dari sejauh mana peneliti mendeskripsikan setiap makna dari kalimat-kalimat yang diprediksi memiliki hubungan intertekstualitas Endaswara, 2003 164 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini membahas dua masalah, yakni hipogram dan transformasi pada tema dan alur dalam novel SHC dan H. Karena melalui hasil analisis tersebut dapat dideskripsikan hubungan intertekstualitas dalam novel SHC dan H. a. Tema Hasil analisis pertama yaitu mengenai tema, dimana kedua novel tersebut memiliki keterkaitan yang kuat. Tema dalam kedua novel tersebut adalah tentang cinta dan melupakan. SHC dan H, menjadikan hujan sebagai simbol kenangan yang mengingatkan tokoh utama terhadap hal-hal yang berarti dalam hidupnya. Novel SHC menceritakan aku tokoh utama yang berusaha melupakan sosok sahabat perempuan yang dicintainya. Tokoh aku menceritakan bahwa dia memiliki kenangan-kenangan indah saat hujan bersama orang yang dicintainya. Namun di akhir waktu, kenangan-kenangan bersama hujan tersebut menjadi kenangan paling buruk dalam hidup si aku. Sampai si aku ingin melupakan semua kenangan-kenangan tersebut. Novel H menceritakan sosok Lail seorang perempuan yang hidup pada tahun 2050. Dimana kejadian-kejadian indah dan buruk dalam hidup Lail terjadi pada saat hujan. Lail kehilangan orang tua, menjadi yatim piatu, bertemu Esok pujaan hatinya, relawan kemanusiaan yang hebat, semua terjadi pada saat hujan. Hingga pada akhirnya ada kenangan buruk Lail bersama Esok yang membuat Lail ingin menghapus semua kenangannya melalui mesin penghapus ingatan. 1 Hujan juga datang membawa pulang kehangatanmu di kepalaku. Sementara tubuhku harus tabah menikmati dinginya waktu. Namun, demi Vol 5. No. 1 2020, 139-150 Mitasari. Intertekstual Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai … 143 semua hal yang sudah kita sepakati. Aku pun mngerti, aku harus sabar menanti. Aku harus memperjuangkan apa-apa yang kumiliki. SHC 3 2 Hujan gerimis membungkus kota. Lail tersengal, duduk di atas trotoar. Wajahnya pucat. Dia baru saja melewati kengerian yang tidak pernah bisa di bayangkan sebelumnya…. H 29 Berdasarkan data 1 dan 2 merupakan tema minor dalam novel SHC dan H. Kenangan bersama hujan yang dimiliki kedua tokoh tersebut hampir memiliki kisah yang sama. Dalam novel SHC hujan memiliki kenangan tokoh aku yang harus sabar dan tabah menanti tambatan hatinya untuk kembali kepelukannya. Sedangkan pada novel H, hujan pertama menceritakan jalan hidup tokoh Lail yang baru saja diselamatkan oleh Esok dari bencana alam yang merenggut nyawa kedua orang tuanya. Dimana setelah Lail menjadi yatim piatu, Esok lah yang mengisi hari-harinya. 3 Dulu, bersamamu aku menyukai hujan. Aku suka memainkan butir hujan di jari-jari. Menyekakan ke pipimu. Lalu, kamu tersenyum – sesekali juga cemberut. Atau, pada saat-saat lain, kita sengaja membelah jalanan di tengah hujan. Menikmati rintih langit yang sedih. Aku selalu suka suasana seperti iu. Selalu suka menikmati saat hujan turun bersamamu. SHC 13-14 4 Hujan turun. Lail selalu suka hujan. Senja ini dia membiarkan tubuhnya basah di tengah udara dingin, menatap tikungan jalan, tempat sepeda merah Esok hilang di kejauhan. Usianya saat itu baru empat belas tahun, Esok enam belas. Lail belum tahu perasaanya, masih beberapa tahun lagi. Tapi saat itu dia tahu, Esok akan selalu penting baginya. H 91 Data 3 dan 4 menunjukkan tema minor yang kedua yakni hijan memiliki kenangan yang indah bagi kedua tokoh dalam novel SHC dan H. Dalam novel SHC tokoh aku dan pujaan hatinya dengan sengaja menikmati hujan dengan berkeliling. Sedangkan pada novel H, tokoh Lail pernah menghabiskan waktu bersama Esok saat Hujan, dimana saat itu Lail mulai menikmatinya hidupnya di pati asuhan. Lail mencuri waktu untuk bermain hujan bersama Esok di gerbang panti asuhan setelah sekian lama tidak bertemu dikarenakan Esok yang sudah di angkat anak oleh walikota harus menyelesaikan sekolahnya di luar negeri. 5 Setelah berfikir panjang, aku memilih untuk meninggalkanmu. Bukan karena aku tidak lagi mencintaimu. Bukan juga karena ketabahanku sudah habis. Aku hanya ingin menghargai diriku sendiri. Hidup bersama seseorang yang tidak menghargai perasaanmu akan terasa menyedihkan. Itulah alasan aku menyudahi segalanya. SHC 130-131 6 …tak ada satupun yang ditutupi. Apakah Esok sekarang telah berubah? Apakah dia menyukai gadis lain diluar sana? Menyukai Claudia? Mungkin sudah waktunya dia belajar melupakan Esok. enam bulan berlalu, itulah yang membuat Lail lebih sering melamun. H 257. Data 5 dan 6 menunjukkan tema minor bahwa dalam kedua novel tersebut kedua tokoh berusaha saling melupakan kenangan-kenangannya. Tokoh aku dalam Vol 5. No. 1 2020, 139-150 Mitasari. Intertekstual Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai … 144 SCH belajar menghargai dirinya sendiri yang terlalu lama diperbudak oleh perasaan, sehingga mulai bangkit dari kisah-kisah masa lalu bersama pujaan hatinya. Sedangkan tokoh Lail dalam novel H kecewa juga mulai melupakan pujaan hatinya karena merasa kecewa dan diacuhkan. 7 Kamu tak tahu, atau memang sengaja terlihat tak tahu. Diam-diam aku memeluk semua kesedihan atas apa-apa yang pernah kamu sudahkan. Kamu menyimpan dan menyempatkan mengingat sesuatu yang lama di hidupmu. Sesuatu yang dulu mungkin lebih berarti dari apapun bagimu. SHC 204 8 Di detik terakhir, sebelum mesin bekerja Lail memutuskan memeluk erat semua kenangan itu. Apapun yang terjadi, Lail akan memeluknya erat-erat, karena itulah hidupnya. Seluruh benang merah berubah menjadi biru. Seketika. H 314 Data 7 dan 8 menggambarkan tema mayor dalam kedua novel. Kedua tokoh sama-sama memutuskan untuk memeluk kenangan masa lalu. Karena apapun yang terjadi dalam kehidupan manusia adalah takdir, sesuatu yang sangat berarti dan harus dijalani tanpa perlu disesali. Berdasarkan data-data tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa novel SHC dan H dibangun dari tiga tema minor. Tema minor yang pertama menggambarkan hujan mengingatkan kenangan buruk bagi tokoh, kedua menggambarkan hujan memiliki kenangan indah, ketiga menggambarkan kedua tokoh berusaha melupakan seluruh kenangannya. Sedangkan tema mayor dalam kedua novel adalah memeluk kenangan masa lalu. Sehingga kedua novel tersebut sama-sama memiliki tema tentang cinta dan melupakan. Bedanya, dalam novel H dibumbui tentang keluarga dan persahabatan. b. Alur Alur yang digunakan dalam novel SHC dan H adalah alur campuran. Novel SHC menggambarkan kenangan-kenangan tokoh utama dalam bentuk catatan seperti buku diari. Setiap catatan cerita selalu diakhiri dengan tanggal, bulan, dan tahun. Sedangkan novel H menggambarkan kenangan-kenangan tokoh utama dalam bentuk cerita yang dipantau dari mesin penghilang ingatan. 9 Agar aku bisa menikmati senja, juga hujan-hujan yang pernah kita jalani. Membuatku merindu buta. Semoga segala hal yang kita jalani kini. Seberat apa pun usaha menjaga hati. Tidak hanya menjadi lelah yang berarti. Boy Candra / 13/02/2015. SHC 4 10 “21 Mei 2024,” Elijah berkata takzim. “itu hari yang tidak bisa kita lupakan…” H19 Data 9 dan 10 merupakan awal perkenalan dari kedua tokoh dalam novel. SHC menggambarkan tokoh aku merindukan segala sesuatu yang berhubungan dengan pujaan hatinya, tentang hujan dengan segala sesuatu yang menjadi kenangannya. Sedangkan novel H menggambarkan tokoh Lail yang mulai menceritakan dimana tahun tersebut adalah tahun yang sangat berarti bagi Vol 5. No. 1 2020, 139-150 Mitasari. Intertekstual Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai … 145 hidupnya. Tahun tersebut adalah hari pertama ia masuk sekolah, terjadi bencana alam yang dahsyat, hingga terenggutnya nyawa kedua orang tuanya. 11 Sejujurnya aku adalah orang yang paling patah saat kamu menginginkan kita pisah…. SHC 27 12 Ibunya meninggal di lorong kereta bawah tanah, dan sekarang apa yang akan ia lakukan tanpa ayahnya? Mata Lail berkaca-kaca. Butir air menggenang di sudutnya, membesar, lantas jatuh mengalir di pipi. Lail selalu suka hujan. Dalam hidupnya, seluruh kejadian sedih, seluruh kejadian bahagia, dan seluruh kejadian penting terjadi saat hujan. H 47 Data 11 dan 12 permasalahan mulai muncul dalam cerita. Novel SHC menggambarkan kekecewaan, kesedihan, dan kepedihan tokoh aku yang mengharapkan pujaan hatinya kembali. Sedangkan novel H menggambarkan kekecewaan, kesedihan dan kepedihan tokoh Lail yang merenungi semua kejadian hidupnya serta telah menjadi yatim piatu yang mengharuskannya tinggal di panti asuhan setelah tenda pengungsian resmi ditutup. 13 Apa yang aku takutkan akhirnya terjadi juga. Kini pelan-pelan kamu menghilang dari hidupku. Kedekatan kita yang dulu, sekarang hanya kenangan yang kusimpan dengan sendu. Canda dan tawa masih lekat di memoriku. Namun, tubuhmu kini sudah terlalu jauh. Dibawa oleh kesibukanmu bersama orang yang kau sebut kekasihmu. SHC 63. 14 …di jok belakang Lail berpegangan erat. Matanya berair. Sejak tadi ia menahan tangis. Dia berusaha ikut senang mendengar kabar itu. Sudah setahin di tinggal bersama Esok. semua peghun tenda pengungsian bahkan hafal; dimana ada Esok, berarti ada Lail, dan sebaliknya, jika ada Lail, berarti ada Esok bersamanya. H 75 Data 13 dan 14 menggambarkan konflik, dimana dalam SHC pujaan hati tokoh aku semakin menjauh dari hidup sang tokoh. Hal ini dikarenakan sang pujaan hati telah disibukkan hari-harinya bersama kekasih barunya. Sedangkan pada novel H, ketika Esok diangkat menjadi anak oleh wali kota. Esok harus keluar kota untuk menempuh pendidikannya serta meninggalkan Lail seorang diri. 15 …, aku ingin mencintaimu lebih lama. Memberimu hati sekali lagi. Namun, luka tak mau lagi menerima. Ia memilih lebih baik kamu pergi. Semua kebersamaan yang pernah kita lewati, biarlah kusimpan dalam hati... SHC 89. 16 …mengingat Esok. apa kabar Esok? sudah lama mereka tidak bertemu, sejak Esok berangkat ke ibu kota. Ini sudah libur panjang, mungkin Esok sedang tenggelam dalam proyek penelitian, tidak bisa pulang ke kota mereka. H 124 17 Kenapa Esok tidak memberitahunya bahwa dia akan diwisuda tiga bulan lagi? Kenapa Esok selama ini tidak pernah meneleponya? Dan pertanyaan paling penting adalah apakah Esok menyukainya seperti dia menyukai Esok?. H 228-229. Vol 5. No. 1 2020, 139-150 Mitasari. Intertekstual Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai … 146 Data 15 – 17 menunjukkan konflik semakin memanas, SHC menekankan tokoh aku yang sebelumnya belum bisa melepaskan semua kenangan tentang tambatan hatinya mulai mencoba untuk merelakannya. Sedangkan H menggambarkan keadaan Esok yang mulai jarang menghubungi atau memberi kabar pada Lail. Bahkan saat Esok akan wisuda pun Lail orang paling terakhir yang mengetahui kabar tersebut. 18 Setelah berfikir panjang, aku memilih untuk meninggalkanmu. Bukan karena aku tidak lagi mencintaimu. Bukan juga karena ketabahanku sudah habis. Aku hanya ingin menghargai diriku sendiri. Hidup bersama seseorang yang tidak menghargai perasaanmu akan terasa menyedihkan. Itulah alasan aku menyudahi segalanya. SHC 130-131 19 Lihatlah, Esok lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga angkatnya. Juga menyapa teman-teman sekampusya. Dan yang membuat Lail semakin cemburu, Esok lebih sering berbicara dengan Claudia. Berfoto bersama Claudia. Bergurau dengan Claudia. Tertawa. Mereka terlihat sangat akrab. H 244. 20 … tak ada satupun yang ditutupi. Apakah Esok sekarang telah berubah? Apakah dia menyukai gadis lain diluar sana? Menyukai Claudia? Mungkin sudah waktunya dia belajar melupakan Esok. enam bulan berlalu, itulah yang membuat Lail lebih sering melamun. H 257. Data 18 – 20 menggambarkan klimaks dari kedua novel. Tokoh aku dalam SHC memilih meninggalkan perasaannya untuk pujaan hatinya. Ia belajar menghargai dirinya sendiri yang terlalu lama diperbudak oleh perasaan. Sedangkan novel H menggambarkan kekecewaan dan kecurigaan Lail terhadap Esok. Lail kecewa diabaikan Esok pada hari wisuda Esok, padahal Lail rela berangkat ke ibu kota untuk merayakan kelulusan tersebut. Puncak kekesalan Lail saat perhatian Esok harus terbagi kepada Claudia anak wali kota yang secara tidak langsung adalah adik angkat Esok. Rasa cemburu Lail pun semakin kuat, saat enam bulan setelah wisuda Esok juga belum menghubunginya sama sekali. 21 Percayalah, saat kamu menjadikan dirimu menarik, akan selalu ada orang yang menarik mendatangimu. Dan pahamilah, kamu tidak bisa memaksa seseorang bertahan denganmu, tapi kamu selalu bisa membuat dirimu menjadi menarik agar dia tetap mempertahankanmu. SHC 162 22 Claudia resmi sudah memperoleh tiket itu. Pagi tadi walikota dan istrinya mengantar Claudia ke stasiun kereta, menuju ibu kota. H302. Data 21 dan 22 menunjukkan puncak klimaks. Tokoh dalam SHC menyadari tidak bisa memaksa seseorang untuk selalu disisinya. Sedangkan dalam H, saat Claudia resmi memperoleh tiket pesawat ulang alik menuju luar angkasa. Tere Liye dalam novel Hujan membuat latar belakang tahun 2050-an dimana bumi mulai rusak oleh keserakahan manusia. Sehingga mengharuskan manusia hidup di luar angkasa untuk mencari keselamatan. Namun hanya beberapa orang yang beruntung yang bisa mendapatkan tiket tersebut dan Lail bukan salah satu orangnya. Vol 5. No. 1 2020, 139-150 Mitasari. Intertekstual Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai … 147 Esok mendapatkan dua tiket atas jasanya dalam membantu membuat kapal ulang alik luar angkasa tersebut. Dan salah satu tiketnya diberikan kepada Claudia atas permintaan ayah angkatnya. Hal ini membuat Lail begitu kecewa dan berniat menghapus seluruh ingatannya tentang Esok. 23 Kamu tak tahu, atau memang sengaja terlihat tak tahu. Diam-diam aku memeluk semua kesedihan atas apa-apa yang pernah kamu sudahkan. Kamu menyimpan dan menyempatkan mengingat sesuatu yang lama di hidupmu. Sesuatu yang dulu mungkin lebih berarti dari apapun bagimu. SHC 204 24 Di detik terakhir, sebelum mesin bekerja Lail memutuskan memeluk erat semua kenangan itu. Apapun yang terjadi, Lail akan memeluknya erat-erat, karena itulah hidupnya. Seluruh benang merah berubah menjadi biru. Seketika. H 314 Data 23 dan 24 menggambarkan penyelesaian klimaks. Kedua tokoh utama dalam novel, sama-sama memutuskan untuk memeluk kenangan masa lalu. Karena apapun yang terjadi dalam kehidupan manusia adalah takdir, sesuatu yang sangat berarti dan harus dijalani tanpa perlu disesali. 25 Hingga aku menyadari, kamu adalah orang terpenting dalam hidupku. Tetaplah menjadi teman baik. Menjadi sahabat yang selalu memeluk erat saat aku mulai tak lagi kuat. Menjadi kekasih terhebat yang menemani melalui fase-fase sulit dalam hidup. Bersamamu ingin kuhadapi segalanya sampai waktu menutup usia kita. SHC 236 26 Kutipan yang dibaca Maryam benar… kemampuan mereka memeluk erat-erat... HTL 317. Data 25 dan 26 menggambarkan tahap penyelesaian kedua novel yang berakhir happy ending. Semua kehidupan harus dilalui dengan perjuangan, meskipun harus rela merasakan kecewa, kepedian, dan kesedihan terlebih dahulu. Berdasarkan data-data yang telah diperoleh, dalam novel SHC dan H terdapat delapan tahapan dalam cerita. Tahap pertama adalah tahap perkenalan, kedua permasalahan mulai muncul, ketiga munculnya konflik, keempat konflik mulai memanas, kelima puncak konflik, keenam tahap penyelesaian konfik, terakhir tahap penyelesaian cerita. Tahapan-tahapan tersebut menunjukkan alur cerita berdasarkan kriteria waktu. Sedangkan alur cerita berdasarkan kriteria isi, novel SHC dan H termasuk plot peruntungan. Karena seluruh isi cerita berdasarkan nasib dan peruntungan tokoh utama. 4. SIMPULAN Novel SHC dan H dibangun dari tiga tema minor. Tema minor yang pertama menggambarkan hujan mengingatkan kenangan buruk bagi tokoh, kedua menggambarkan hujan memiliki kenangan indah, ketiga menggambarkan kedua tokoh berusaha melupakan seluruh kenangannya. Sedangkan tema mayor dalam kedua novel adalah memeluk kenangan masa lalu. Sehingga kedua novel tersebut sama-sama Vol 5. No. 1 2020, 139-150 Mitasari. Intertekstual Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai … 148 memiliki tema tentang cinta dan melupakan. Perbedaan dalam novel H dibumbui tentang keluarga dan persahabatan. Alur dalam novel SHC dan H terdapat delapan tahapan dalam cerita. Tahap pertama adalah tahap perkenalan, kedua permasalahan mulai muncul, ketiga munculnya konflik, keempat konflik mulai memanas, kelima puncak konflik, keenam tahap penyelesaian konfik, terakhir tahap penyelesaian cerita. Tahapan-tahapan tersebut menunjukkan alur cerita berdasarkan kriteria waktu. Sedangkan alur cerita berdasarkan kriteria isi, novel SHC dan H termasuk plot peruntungan. Karena seluruh isi cerita berdasarkan nasib dan peruntungan tokoh utama. Berdasarkan bukti data-data yang diperoleh peneliti tersebut, kajian intertekstual bisa digunakan sebagai bahan ajar siswa dalam menulis karya sastra. Meskipun setiap orang memiliki latar belakang soial yang berbeda, bisa dipastikan ada beberapa hal kesamaan yang dimiliki seseorang dengan orang lain. kesamaan tersebut bisa terlihat dari jenis kelamin, tempat kelahiran, kesamaan pendidikan, pengalaman, ataupun guru yang mengajar sewaktu di sekolah. Siswa yang diajar oleh guru yang sama, dengan materi yang sama memungkinkan memiliki kesamaan dalam hasil karyanya meskipun secara tidak sengaja. Karena dalam memberikan contoh sebuah materi mata pelajaran, seorang guru akan memberikan contoh yang sama persis kepada seluruh siswa. Tidak mungkin guru memilih contoh materi kepada siswa dengan contoh yang berbeda-beda. Sehingga dengan jelas dapat dipastikan kajian intertekstual bisa digunakan sebagai alternative bahan ajar menulis sastra. 5. DAFTAR RUJUKAN Bandung, SDM 7 2018. Kenapa dipanggil Tere Liye? Talk Show Kepenulisan Bersama Tere Liye. Youtube Candra, B. 2015. Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai. Jakarta Mediakita Endaswara, S. 2003. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta Media Pressindo 2018. Lebih Dekat dengan Boy Candra. Youtube Kristeva, J. 1986. Word, Dialogue and Novel. New York Columbia University Press. Kusuma, Waluyo, Wardani, 2018. Pengakuan Calabai Sebuah Analisis Intertekstual Novel Pasung Jiwa Karya Okky Madasari dan Novel Calabai karya Pepi Al-bayqunie Jurnal Kata. Vol. 2 1 Mei. Universitas Sebelas Maret. Liye, T. 2016. Hujan. Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Nurgiyantoro, B. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta Gadjah Mada University Press Vol 5. No. 1 2020, 139-150 Mitasari. Intertekstual Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai … 149 Rokhmansyah, A. 2014. Studi dan Pengkajian Sastra Perkenalan Awal terhadap Ilmu Sastra. Yogyakarta Graha Ilmu Sungkowati, Y. 2014. Hubungan Intertekstual Drama “Antara Bumi dan Langit Kemuning Diwaktu Dahulu” dengan Novel Belenggu jurnal Salingka. Vol. 11 1 Juni. Sidoarjo Balai Bahasa Jawa Timur Uniawati. 2014. Pengaruh Cerita Laskar Pelangi Terhadap Negeri 5 Menara-Kajian Intertekstual Jurnal Ilmiah Metasastra. Vol. 7 2 Desember 2014, hlm 227-240. Kendari Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara Vol 5. No. 1 2020, 139-150 Mitasari. Intertekstual Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai … 150 ... Sastra bandingan ialah studi tentang teks-teks yang bersifat multikultural, interdisipliner dan berkaitan dengan pola relasional dalam sastra melintasi ruang dan waktu. Basnett dalam Suyadi, 2013 Intertekstualitas dikemukakan pertama kali oleh Julia Kristeva, yang mengembangkan pemikiran Michael Bakhtin, yang merupakan filsuf Rusia, sebagai sebuah teori yang menegaskan bahwa sebuah teks harus dibaca dalam konteks yang berbeda, karena sebuah teks tidak dapat benar-benar berdiri sendiri tanpa yang lain sebagai contoh Kristeva dalam Mitasari, 2020. Kajian intertekstual ini merupakan kajian yang didasarkan pada kesamaan, untuk merujuk secara jelas, misalnya, konsep perbandingan genre, bentuk, periode, materi dan aspek sisi mitologis. ...Indah PratiwiNani SolihatiPuisi merupakan karya sastra yang mengandung makna dan tema. Makna merupakan isi yang mengandung nilai dan pesan yang ingin disampaikan oleh puisi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan dua puisi kalsik dan modern. Pendekatan dalam penelitian menggunakan pendekatan Intertekstual. Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Kualitatif . Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa kutipan puisi yang terdapat dalam Puisi Balada Penyaliban Karya WS Rendra dan Sajak Paskah Karya Norman Adi Putra. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik baca dan teknik catat. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan pembacaan heuristik atau hermaniutik, serta mencatat untuk proses perekaman pengumpulan data yang sistematis dan jelas pada suatu data. Hasil dalam penelitian ini yaitu kajian intertekstualitas puisi Balada Penyaliban Karya WS Rendra dengan puisi Sajak Paskah karya Norman Adi Satria memiliki perbandingan dari segi persamaan dan perbedaan. Perbandingan intertekstual persamaan antara puisi Balada Penyaliban Karya WS Rendra dengan puisi Sajak Paskah karya Norman Adi Satria meliputi persamaan tema, latar tempat, gaya bahasa, suasana, tokoh, dan amanat. Sedangkan perbandingan perbedaanya meliputi perbedaan dalam gaya bahasa, suasana, dan tokoh. Puisi Balada Penyaliban Karya WS Rendra merupakan hipogram untuk puisi Sajak Paskah karya Norman Adi. Hal ini dibuktikan dengan kesamaan tema/ide maupun peristiwa yang terjadi pada cerita dalam puisi Balada Penyaliban Karya WS Rendra yang sudah lebih dulu Kunci Puisi, Intertekstual, RendraKrisna Aji KusumaHerman J. Waluyo Nugraheni Eko Wardanip> This study aims to describe the intertextuality relationship between the novel Pasung Jiwa by Okky Madasari and Calabai by Pepi Al-Bayqunie. The type of research is descriptive qualitative approach using content analysis. Data are collected by inventorying events that are similarities and differences, specifications on the characters, settings, plots, and themes of both text. The research results indicate that there are similar themes on the two novels, the theme of self actualization in addition with the theme of family and friendship. The same characterization are also used by both author, masculine figures with feminine soul characters. The difference between the two novels lies on the plot and setting. Pasung Jiwa uses progressive plot and Calabai uses a flash-back plot.. Okky Madasari takes Java Island as the background in the novel Pasung Jiwa, while the novel Calabai, Pepi Al-Bayqunie using the setting of Sulawesi Island. The basis of the similarity of theme and characterization supported by the similirity of events in the story shows the existence of intertextual relationship between the two novels. As a previously published work, the novel Pasung Jiwa by Okky Madasari is a hipogram and novel Calabai by Pepi A-Bayqunie as a transformational text. On the theme and characterization, the transformation of Calabai forward the hypogram, while in the plot and setting deviates his hypogram, Pasung Jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan intertekstualitas antara novel Pasung Jiwa karya Okky Madasari dan novel Calabai karya Pepi Al-Bayqunie. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan konten analisis. Data dikumpulkan dengan menginventariskan peristiwa yang merupakan persamaan dan perbedaan, spesifikasi pada tokoh, latar, alur, dan tema dari kedua teks. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat kesamaan tema pada kedua novel, yaitu tema aktualisasi diri, ditambah dengan tema keluarga dan persahabatan. Penokohan yang sama juga digunakan oleh kedua penulis, yaitu tokoh maskulin dengan karakter jiwa feminin. Perbedaan kedua novel terletak pada alur dan latar. Pasung Jiwa menggunakan alur maju dan Calabai menggunakan alur campuran. Latar dalam novel Pasung Jiwa, Okky Madasari mengambil latar Pulau Jawa, sedangkan novel Calabai, Pepi Al-Bayqunie menggunakan latar Pulau Sulawesi. Dasar kesamaan tema dan penokohan didukung kesamaan peristiwa-peristiwa dalam cerita menunjukkan adanya hubungan intertekstual antara kedua novel. Sebagai karya yang terbit terlebih dahulu menjadikan novel Pasung Jiwa karya Okky Madasari adalah hipogram dan novel Calabai karya Pepi Al-Bayqunie sebagai teks transformasi. Pada tema dan penokohan, transformasi Calabai meneruskan hipogram, sedangkan pada alur dan latar menyimpangi hipogramnya, Pasung Jiwa.
. 75 71 69 31 357 481 116 93
resensi novel senja hujan dan cerita yang telah usai